Komisi II DPRD Sulteng Pelajarai Pengelolaan Kawasan Industri di Batam Agar Bisa Ditetapkan di KEK Palu

oleh -
oleh
Komisi II DPRD Sulteng
Rombongan Komisi II DPRD Sulteng saat melakukan kunjungan kerja di Batam, Kamis (27/10/2022). FOTO : HUMPRO DPRD SULTENG

BATAM, WARTASULAWESI.COM – Komisi II DPRD Sulteng melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Batam, tepatnya di Badan Penguasaan (BP) Batam pada Kamis ( 27/10/2022).

Kunjungan itu bertujuan untuk mempelajari pengelolaan kawasan industry di Batam, agar bisa ditetapkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.

Rombongan Komisi II DPRD Sulteng ini, terdiri dari Ketua Komisi II DPRD Sulteng Yus Mangun, Wakil Ketua Komisi II HM Nur Dg. Rahmatu, serta Anggota Komisi II lainnya diantaranya Suryanto, Faisal Alatas, H Tahir H Siri, Muslih, Rosmini dan Dra Hj Siti Halima Ladoali.

Rombongan Komisi II DPRD Sulteng ini, menemukan ada lima kunci utama atau five G yang dilakukan Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam rangka pengembangan investasi dan pengembangan kawasan industri sebagai persiapan daerah penyanggah IKN RI.

Kelima kunci G tersebut masing masing, good plan atau perencanaan, good institusi/regulasi, good infrastruktur, good attraction dan good leadership.

Kunjungan rombongan Komisi II DPRD Sulteng ini, diterima Kepala Pusat KEK BP Batam, Irfan Syakir MAP didampingi Kepala Bidang Pengembangan KEK Hermawan.

Irfan Syakir menjelaskan, perkembangan investasi dan pengembangan kawasan yang dilakukan oleh BP Batam dalam kurun beberapa tahun terakhir ini, mengalami perkembangan yang luar biasa.

Menurutnya, selain perencanaan yang baik, kekuatan institusi dan daya tarik yang baik, yang paling penting adalah kepemimpinan, karena pemimpin dengan komunikasi yang baik kepada semua pihak, termasuk kepada rakyatnya menjadi hal yang  paling penting.

“Kebetulan Wali Kota kami, dari awal sudah sangat baik komunikasinya dengan semua pihak termasuk dengan paguyuban yang jumlahnya sangat banyak di daerah ini,” jelas  Irfan Syakir.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Sulteng, Yus Mangun dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa Sulteng memiliki dua kawasan industry yakni Kawasan Industri di Morowali dan KEK di Palu.

“Khusus yang di Palu, belum nampak  impactnya dalam menggerakan ekonomi di Palu khususnya dan Sulteng secara umum. Padahal berada di lintasan utara dan selatan transportasi laut, tapi ekonomi belum  berimbas pada geliat ekonomi di kawasan tersebut,” ujar politisi Partai Golkar ini.

Apalagi kata Yus Mangun, Kota Palu masuk dalam daerah penyanggah calon IKN, seperti halnya  Batam juga menjadi daerah yang menjadi penyangga Singapura termasuk Malasyia. Namun dalam perjalanannya, ternyata Batam juga terus mengembangkan daerahnya dengan terus mengembangkan teknologi informasi ingklud industri kreatif animasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II HM Nur Dg Rahmatu dalam kesempatan itu menyinggung soal industri galangan kapal Tongkang. Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, akan menindaklanjuti hal itu terutama untuk memenuhi kebutuhan kapal tongkang yang mengangkut galian C untuk kebutuhan IKN.

“Kendalanya kita, kekurangan kapal tongkang untuk kebutuhan IKN,” urainya.

Olehnya itu Nur Rahmatu meminta agar BP dapat memfasilitasi pertemuan dengan asosiasi galangan kapal Batam. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.