PALU, WARTASULAWESI. COM – Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memiliki potensi yang sangat besar sumber daya ikan. Terbukti, Provinsi Sulteng satu-satunya di Indonesia yang memilki empat wilayah pengelolahan perikanan, seperti pengelolahan perikanan laut Sulawesi, selat Makassar, teluk Tomini dan teluk Tolo, serta pengelolaan perikanan darat Tojo Una-una.
Dengan potensi yang besar ini, sangat disayangkan jika sektor kelautan tidak bisa memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulteng.
Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kota Palu merangkul media agar bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pengelolaan ikan yang benar.
SKIPM Kota Palu mengundang awak media dalam acara Pers Gathering yang berlangsung di Warkop Tanaris, Rabu (02/11/2022).
Pelaksana koordinasi urusan pengawasan penjaringan data dan informasi PKU Wasdalin-SKIPM Palu, Irmawan Syafitrianto mengungkapkan bahwa Sebagai perpanjangan tangan kementerian kelautan dan perikanan di Sulteng tentunya punya tanggung jawab besar dimana sektor kelautan dan perikanan bisa memberikan kontribusi yang positif terhadap pertumbuhan perekonomian di Sulteng.
Menurutnya, ada beberapa permasahan terkait pengelolaan perikanan di Sulteng, seperti pemahaman masyarakat masih rendah terkait hasil laut mana yang dilindungi dan yang mana bisa diperjual belikan, informasi pemasaran masih cukup terbatas. Baru-baru ini SKIPM Palu menggagalkan pengiriman Baby Lobster, pengiriman bambu laut.
Sebagai Provinsi yang memilki sumber daya ikan yang besar, saat ini Sulteng siap melakukan ekspor ke 171 Negara yang sudah siap menerima produk perikanan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Wartasulawesi.com lalulintas komoditas ekspor Sulteng sangat meningkat di tahun 2022 ini. Dari USD 27803,3 di tahun 2021 meningkat menjadi USD 40904,7 di tahun ini. Ada beberapa jenis komoditas ekspor dari Sulteng, seperti kerapu hidup, kerang darah dan kepiting bakau. MAT