Aroma Kongkalikong Menyeruak di Proyek Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi

oleh -
oleh
Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi
Material Geotektil untuk penahan longsor serta perkuatan dan stabilitas lereng banyak yang rusak pada bulan Juni - Juli lalu tidak tertangani. Bahkan ada juga lereng gunung diruas pekerjaan tersebut yang belum tersentuh dan tidak terbungkus dengan material Geotekstil. FOTO : TIM

SIGI, WARTASULAWESI.COM – Aroma kongkalikong menyeruak di Proyek Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dikerjakan PT Wijaya Karya (WIKA) Persero Tbk yang beralamatkan di J alam D.I. Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur 13340 – Makassar (Kota) – Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai kontrak Rp.156.616.954.291,00.

Pasalnya, proyek ratusan miliar ini disebut – sebut telah dilakukan Provisional Hand Over (PHO) atau Serah Terima Sementara Pekerjaan. Padahal, paket pekerjaan ini belum rampung 100 persen. Dalam aturannya, tata cara serah terima pekerjaan dilakukan dalam dua tahap yaitu PHO dari penyedia kepada PPK (Pasal 57 Perpres 16/2018) dan PHO dari PPK kepada PA/KPA (Pasal 58).

Ruang lingkup PHO/FHO mencakup mutu dalam hal administrasi, visual dan kuantitas. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan oleh Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk menentukan apakah paket pekerjaan ini sudah benar selesai 100 persen atau belum untuk memutuskan proses pembayaran.

Hasil penelusuran tim di lokasi Proyek Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi, ditemukan ada sejumlah item pekerjaan yang belum dikerjakan sama sekali seperti rabat bahu jalan dan pemasangan geotekstil untuk mencegah terjadinya longsor pada item pekerjaan penanganan lereng belum semua terpasang.

Bahkan baru dua bulan setelah PHO yang informasinya dilakukan pada Juli 2023 lalu, sejumlah item pekerjaan yang telah dilaksanakan sudah mengalami kerusakan parah.

Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi
Lantai saluran pasangan batu mortar jebol dan berongga karena tipis dan tidak menggunakan batu kosong.

Sistem kontruksi penanganan dan perlindungan lereng misalnya, banyak titik mengalami ambrol akibat dari perpindahan massa dari arah tegak kemiringan dari kedudukan awal. Pada proses awal perencanaan hingga pelaksanaan, ditenggarai ada acuan normatif rekayasa penanganan keruntuhan lereng yang dilanggar seperti investigasi lapangan dengan beberapa metode pengujian tidak sepenuhnya diterapkan, laboratorium pengujian berat jenis, dan instrumentasi metode pemasangan.

Sepanjang penanganan lereng pada titik STA 57+100, STA 58+900, STA 61+100 Penanggulangan sebagai aspek mitigasi dengan pelandaian lereng belum maksimal, sehingga tidak heran baru 2 bulan setelah di PHO, penanganan lereng gunung potong sudah ambrol disana sini.

Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi
Dibeberapa titik permukaan aspal jalan menjadi lunak dan bleeding.

Pada item pekerjaan sistem kontruksi perkerasan jalan, pada segmen Kalawara – Kulawi ditemukan juga dibeberapa titik kondisi aspal rusak. Dalam proses pelaksanaan, diduga kuat proses pengaspalanya tidak dilakukan dengan baik, sehingga menimbulkan kerusakan dini.

Untuk item pekerjaan system kontruksi drainase, ditemukan juga banyak yang porak poranda, struktur beton drainase banyak yang jebol, lantai saluran juga banyak yang ambelas, hal ini ditenggarai dikerjakan secara serampangan sehingga kualitas mutu tidak tercapai.

Akibatnya, pada saat musim hujan tiba fungsi drainase tidak berjalan, banyak limpahan air hujan dan lumpur ikut merendam ke badan jalan yang mengganggu arus transportasi warga dan menimbulkan kerusakan pada badan jalan.

Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi
Pasangan batu mortar penahan tebing tampak retak dan patah di bulan Juni dan Juli belum ada perbaikan.

Kemudian pada item pekerjaan sistem kontruksi perlindungan badan dan bahu jalan, juga ditemukan banyak yang rusak parah. Dibeberapa titik ditemukan, kontruksi perlindungan badan jalan jungkir balik dan ambrol, hal ini diduga kuat tidak menggunakan koporan dan penanaganan bahu jalan tidak dilakukan pemadatan.

Kepala Satuan Kerja PJN wilayah I, Edwin Cristhofel Manurung yang dikonfirmasi terkait dengan persoalan pelaksanaan penanganan paket bencana A3 rehabilitasi dan rokontruksi Kalawara – Kulawi – Sirenja, memilih irit bicara.

Melalui pesan whatsap yang diterima Trilogi yang merupakan salah satu tim yang turun langsung ke lokasi pekerjaan pada Minggu 22 Oktober, mantan PPK 2.3 BBPJN Sulawesi Selatan itu mengaku akan mengecek kondisi lapangan dan memperbaiki. Namun saat ditanya soal kualitas dan usia pekerjaan serta waktu dilakukanya PHO, Edwin justru memilih bungkam.

“Segera kami cek kondisi terakhir di lapangan untuk TL penanganan/perbaikanya” tulis Edwin dengan singkat kepada Trilogi.

Rekonstruksi Jalan Kalawara – Kulawi
Rabat bahu jalan diduga tidak sesuai mutu dan KAK, Mutu Fc 20 Mpa, tampak tipis , berongga, retak memanjang bahkan ada yang amblas.

Sementara itu Projeck Manager PT Wijaya Karya (WIKA) untuk proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi, Riski Jatiwasesa, ikut bungkam dan memilih tidak menjawab konfirmasi terkait dengan sejumlah persoalan kejanggalan penanganan proyek yang dibandrol senilai Rp156,616.896.000 itu.

Sampai berita ini diterbitkan, management PT WIKA untuk proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi belum dapat dikonfirmasi.

Proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi dengan nomor kontrak HK0201-Bb14.PJN1SULTENG.PPK1.6/KAKULA/JICA-IRSL/01 ditenggarai berpotensi merugikan keuangan negara. Pertanyaanya kemudian, kenapa pemerintah tidak berani mengambil langkah tegas mengusut dan membongkar indikasi kejanggalan di proyek itu ?.

Sudah sepatutnya iInstitusi terkait harus mengusut tuntas indikasi kejanggalan di proyek yang digarap oleh konsorsium BUMN milik Satker PJN wilayah I.

Perlu pelibatan ahli kontruksi berkompoten dan independen untuk menilisik indikasi penyimpangan bestek dan kekuarangan pada kontruksi penanganan lereng, kontruksi perkerasan jalan, kontruksi drainase, system utilitis dan pengaman jalan dan kontruksi perlindungan badan jalan.

Kerusakan sejumlah sarana infrastruktur pada Proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi dimasa usianya yang belum genap setahun. Hal ini mengindikasihkan bahwa ada kelemahan besar yang terjadi sepanjang proyek itu dilakukan.

Meskipun, pembiayaan proyek ini negara meski berhutang dan merogok kocek dalam-dalam untuk membiayai proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi ini. Tapi faktanya, anggaran mewah yang digelontorkan, justru tidak serta merta bisa meningkatkan kualitas proyek.

27 November 2021 lalu, penandatanganan pekerjaan proyek rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi dan Sirenja di Kabupaten Sigi dan Donggala dengan total panjang penanaganan 18,5 kilometer. Pada paket ini pelaksanaan dilakukan dengan Skema Design and Build, dimana  konsep ini kontraktor yang melakukan detail engineering design atau pengembangan dari basic design hingga proses pelaksanaan.

Untuk paket pada ruas Jalan Kalawara – Kulawi ini diketahui memiliki kondisi geologis ketidakpastian akibat dipengaruhi oleh aliran sungai dan berada pada garis sesar Saluki. Untuk itu skema rancang dan bangun ini diterapkan dari proses perencanaa hingga pelaksanaanya dilakukan oleh kontraktor pelaksana.

Dengan total panjang penanaganan 18,5 Km, pelaksanaan pada paket rekontruksi jalan Kalawara, Kulawi dan Sirenja tersebut dibagi menjadi lima segmen, dianataranya ruas jalan Kalawara-kulawi sepanjang 12,6 Km yang dibagi menjadi 5 segmen yang terpisah.

Kemudian ruas Jalan Biromaru – Palolo sepanjang 3,5 kilometer yang di dalamnya juga pelaksanaanya dengan merekonstruksi pada badan jalan yangg terdampak likuefaksi, ruas Jalan Sibalaya sepanjang 1 kilometer yang juga terdampak likuefaksi dan ruas jalan Tompe – Tonggolobibi pada bagian (Rob Sirenja) dengan panjang penanganan sejauh 1,4 kilometer.

Rekonstruksi jalan Kalawara, Kulawi, dan Sirenja sejauh 18,5 kilometer ini mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) berupa dana hibah senilai Rp. 156,616.954.291.00.

Adanya kerusakan parah disejumlah item pekerjaan yang di garap oleh konsorsium BUMN PT Wijaya Karya dan konsultan PT Parentjana KSO yang baru genap 2 bulan diserah terima sementara pekerjaan atau (Provisional Hand Over-PHO), menjadi mengindikasikan adanya aroma kongkalikong dalam pekerjaan proyek ini. (TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.