PALU, WARTASULAWESI.COM – Hujan yang mengguyur Kabupaten Morowali pada tanggal 27 Juni 2022 lalu, yang mengakibatkan banjir hingga merendam kawasan pemukiman, jalan nasional, kendaraan serta sejumlah insfrastruktur lainnya khususnya di Kawasan PT Indonesia Morowali Industri Part (PT IMIP), mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan.
Salah satu yang memberikan perhatian sangat serius atas musibah banjir di kawasan PT IMIP, adalah mantan Bupati Morowali dua periode, Anwar Hafid.
Putra Desa Wosu, Kabupaten Morowali ini menilai, pengelolaan lingkungan dari pertambangan di Morowali sangat amburadul. Akibatnya, baru diguyur hujan sebentar banjir langsung merendam pemukiman warga, jalan nasional dan kenderaan.
“Pemerintah Provinsi dan Kabupaten diharapkan lakukan pengawasan ketat atas pengelolaan lingkungan akibat kegiatan pertambangan yang ada di Morowali dan Morut, tidak terkecuali IMIP,” ujar Anwar Hafid.
Anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan (Dapil) Sulteng ini juga menilai, pengawasan atas aktivitas pertambangan di kawasan PT IMIP sangat lemah, sehingga tak bisa mengatasi dampak dari pertambangan itu seperti banjir yang merendam pemukiman padahal hujan tidak berlangsung lama.
Anwar Hafid menyampaikan, jika saat ini banjir baru melanda Desa Bahomakmur, maka tidak menutup kemungkinan besok – besok akan melanda juga daerah lainnya dimana aktivitas pertambangan masif, sementara upaya kelola lingkungan sangat minim.
“Kalau dijaman saya dulu, luas kawasannya industry IMIP 2000 ha, pemerintah harus awasi IMIP dengan ketat, utamanya soal pengelolaan lingkungan,” tekannya.
Anwar Hafid sampai membandingkan pengelolaan tambang di PT IMIMP Morowali dengan pengelolaan tambang PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako.
“Hari ini jujur saya melihat di Morowali ngeri perasaan saya, karena melihat pengelolaan lingkungan yang amburadul. Saat ini, di Morowali di sektor pertembangan dan kawasan industri dan terbukti sedikit saja hujan pasti jebol tanggul – tanggul air. Sangat jauh berbeda dengan pengelolaan lingkungan di Sorowako oleh PT Vale. Olehnya, dengan segala kerendahan hati dan rasa prihatin saya tinggi sebagai anak daerah, saya mengajak kita semua mari kita bersama – sama mencegah jangan sampai banjir bandang yang dahsyat sesuai posisi dan kapasitas kita masing – masing,” imbuh Anwar Hafid.
Anggota Komisi II DPR RI ini mengaku, saat dirinya menjadi Bupati Morowali banyak elemen masyarakat selalu menyoroti soal lingkungan baik lokal maupun nasional, tapi hari ini sepi.
“Ini suara hati saya, jauh dari tendensi apa –apa. Terima kasih sahabat semua,” ujar Anwar Hafid lirih. MH