Dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dihampir semua daerah, biasanya petahana alias incumbent selalu menjadi prioritas bagi partai politik untuk diusung maju kembali sebagai calon kepala daerah karena potensi menangnya cukup besar.
Oleh : Mahful Haruna
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulteng yang akan dihelat pada 27 November 2024 mendatang, sedikit “memanas” dibandingkan Pilgub tahun 2020 lalu. Pasalnya, Bakal Calon (Bacalon) gubernur petahana H. Rusdy Mastura disebut – sebut agak kesulitan mendapatkan dukungan dari partai politik sebagai “perahu” untuk maju kembali di Pilgub Sulteng tahun 2024 ini.
Isu bahwa petahana kesulitan mendapatkan “perahu” tersebut, selalu muncul dalam perbincangan di warung kopi (warkop) dan beberapa WhatsApp Group (WAG) mulai April hingga Juni 2024 ini.
Sampai saat ini, petahana H. Rusdy Mastura memang belum mengumumkan partai politik apa saja yang akan mengusung dirinya untuk maju kembali pada periode keduanya di Pilgub Sulteng 27 November 2024 mendatang.
Sejauh ini, baru Partai Perindo yang secara terang – terangan berada di barisan pendukung calon gubernur petahana karena berhasil mendapatkan 2 kursi di DPRD Sulteng pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu.
Jika Partai Perindo pada akhirnya mengeluarkan rekomendasi model B1KWK untuk petahana H. Rusdy Mastura, maka petahana masih membutuhkan 9 kursi lagi baru cukup 11 kursi sebagai syarat minimal 20 persen dari total 55 kursi di DPRD Sulteng.
Petahana yang selalu disebut kesulitan mendapatkan dukungan partai, selalu dibantah oleh juru bicara petahana Hamdin baik secara langsung di warkop maupun di WAG.
Menurut Hamdin, sampai saat ini baru Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang sudah mengeluarkan rekomendasi model B1KWK, sementara partai – partai lainnya belum sama sekali.
Itu artinya perburuan rekomendasi partai, masih dinamis dan belum ada satu pun calon gubernur yang sudah cukup 11 kursi berdasarkan rekomendasi model B1KWK.
Dengan demikian, isu bahwa petahana kesulitan mendapatkan “perahu” sama sekali tidak benar, karena sampai saat ini petahana masih terus berjuang melakukan loby – loby kepada ketua umum partai untuk mendapatkan rekomendasi model B1KWK.
Disisi lain, dikusi bahwa Pilgub Sulteng akan berlangsung secara Head to Head atau hanya akan diikuti dua pasangan calon kepala daerah terus bergilir. Sayangnya, dalam diskusi soal Head to Head itu, tidak mencantumkan petahana H. Rusdy Mastura bersama wakilnya H. Ma’mun Amir.
Diskusi terkait Head to Head selalu melibatkan antara pasangan Ahmad Ali – Abdul Karim Aljufri atau AA – AKA dengan Irwan Lapata – Sri Indianingsih Lalusu atau IL – SR, serta Hidayat Lamakarate – Sakinah Aljufri atau HL – SA.
Bahkan pasangan Anwar Hafid – Reny A. Lamadjido atau AH – RL pun, juga tidak termasuk dalam diskusi Haed to Head itu.
Pasangan AH – RL disebut – sebut juga akan kesulitan mencukupkan “perahu” menjadi 11 kursi, karena nyaris semua partai politik sudah bersama barisan pasangan AA – AKA.
Dari 11 partai yang berhasil mendapatkan kursi di DPRD Sulteng hasil pemilu 14 Februari 2024 lalu, delapan partai disebut – sebut sudah berada dibarisan pasangan AA – AKA yakni Partai Nasdem, Gerindra, Demokat, PAN, Hanura, PPP, Perindo dan PBB yang sebelumnya sudah mengeluarkan rekom untuk pasangan Anwar – Reny.
Sementara tiga partai tersisa yakni Partai Golkar, PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum memutuskan kepada pasangan mana akan berlabuh.
Ketiga partai tersisa inilah yang disebut – sebut akan melahirkan satu pasangan calon lagi, sehingga isu Head to Head mengemuka ke publik. Tiga partai ini jika ditotal kursinya pas 20 kursi dengan rincian Partai Golkar 8 kursi, PDIP 7 kursi dan PKS 5 kursi.
Ada dua skenario yang muncuat ke publik. Pertama, jika pasangan Hidayat – Sakinah yang berhasil mendapatkan rekomendasi model B1KWK dari Partai Golkar, maka pasangan ini akan mendapatkan 12 kursi yakni Golkar 8 kursi dan PKS 5 kursi. Dengan demikian, pasangan inilah yang akan Head to Head dengan pasangan AA – AKA.
Kedua, jika Irwan Lapata yang berhasil mendapatkan rekomendasi model B1KWK dari Partai Golkar, maka besar kumungkinan pasangan Irwan Lapata – Sri Indriah Ningsih Lalusu yang akan Head to Head menghadapi pasangan AA – AKA.
Pasangan Irwan Lapata – Sri Indraningsih Lalusu ini, disebut akan diusung Partai Golkar 8 kursi dan PDIP 7 kursi dengan total 15 kursi.
Isu Head to Head di Pilgub Sulteng, sampai saat ini masih terus menjadi perbincangan hangat di warkop dan WAG.
Namanya isu, tentu saja belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun yang pasti, sampai saat ini memang baru 2 partai yang sudah mengeluarkan rekomendasi model B1KWK yakni PAN untuk pasangan AA – AKA dan PBB untuk pasangan Anwar – Reny.
Sementara 9 partai lainnya yakni Partai Golkar, Nasdem, Gerindra, Demokrat, PDIP, PKS, Hanura, PPP dan Perindo belum sama sekali mengeluarkan rekomendasi model B1KWK sesuai format dari KPU, sehingga semua bacalon gubernur dan bacalon wakil gubernur masih memiliki peluang yang sama mendapatkan rekomendasi model B1KWK.
Tentu saja untuk bisa mendapatkan rekomendasi model B1KWK dari partai politik, membutuhkan loby – loby dan link jaringan yang kuat sampai ke masing – masing ketua umum partai agar bisa mendapatkan rekomendasi dari partai.
Siapakah yang pada akhir berhasil mendapatkan rekomendasi model B1KWK dan semua partai pemilik kursi di DPRD Sulteng, menarik untuk ditunggu hingga tanggal 27 – 29 Agustus 2024 mendatang dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran bagi pasangan calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulteng yang akan megikuti Pilkada 27 November 2024 mendatang. ***F