Dugaan Pengancaman Terhadap Wartawan di Donggala, Berikut Kronologis Lengkapnya..!

oleh -
oleh
Pengancaman Terhadap Wartawan
Djabir, wartawan dari media online fokusrakyat.net saat melaporkan dugaan pengancaman yang dialaminya saat melakukan tugas liputan demonstrasi di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Donggala Kasman Lassa, Kamis (31/5/2023). FOTO : IST

PALU, WARTASULAWESI.COM – Kekerasan terhadap wartawan masih saja terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), sehingga jika ini terus terjadi bisa berdampak buruk bagi para jurnalis di Sulteng.

Baru – baru ini, salah seorang wartawan dari media online fokusrakyat.net bernama Djabir, diduga mengalami pengancaman dari kerabat dan orang – orang dekat Bupati Donggala Kasman Lassa.

Djabir yang bertandang ke sekretariat Forum Wartawan Kejaksaan (Forwat) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulteng pada Jumat 2 Juni 2023, memaparkan kronologis pengancaman yang dialaminya.

Menurut Jabir, kejadian yang dialaminya berawal saat dirinya melakukan tugas peliputan demonstrasi di rumah jabatan Bupati Donggala Kasman Lassa di Jalan Gunung Bale pada 31 Mei 2023.

Saat tiba di lokasi, Djabir disambut oleh salah seorang laki – laki yang disebut ipar Bupati Donggala bernama Hamdi. Suasana berubah menjadi tegang, ketika Bupati Donggala Kasman Lassa yang keluar dari Rujab melihat adanya spanduk bertuliskan “Kasman Lassa Tangkap”.

“Saat hendak berjumpa Bupati Donggala untuk mewawancarai, namun bupati saat itu tampak kesal karena adanya spanduk bertuliskan Kasman Lassa tangkap,” ujar Djabir kepada sejumlah wartawan yang tergabung di Forwat, Jumat (1/6/2023).

Melihat reaksi kesal Bupati Donggala Kasman Lassa itu, kerabat bupati yang bernama Erwin berteriak kepada wartawan agar tidak mengajukan pertanyaan kepada bupati dan mengancam untuk memukul jika masih ada pertanyaan yang diajukan.

“Kondisi semakin memanas ketika ipar bupati, Hamdi, menarik saya ke dalam. Tetapi Bupati Donggala sendiri mengeluarkan perintah agar saya diusir dari kompleks rumah jabatan,” beber Djabir.

Selain itu, salah seorang pendukung bupati yang disebut bernama Rita juga ikut berseru meminta agar dirinya dipukul karena diduga memiliki hubungan dengan Heri yang berdemo.

Ajudan bupati bernama Ramadan, dengan tegas meminta agar Djabir segera meninggalkan tempat tersebut. Dalam upaya menjaga keselamatannya, Djabir akhirnya memutuskan untuk keluar dari kompleks rumah jabatan.

Setelah kejadian itu, Djabir mengaku langsung melaporkan insiden yang dialaminya ke Polres Donggala.

Pihak yang dilaporkan yakni Ipar bupati bernama Hamdi, keluarga bupati bernama Erwin, pendukung bupati bernama Rita yang merupakan penjual sarung Donggala.

Laporan Djabir telah diterima dengan Nomor : LP/B/43/VI/2023/SPKT/POLRES DONGGALA/POLDA SULAWESI TENGAH atas Laporan Polisi Nomor : LP/B/44/VI/2023/SPKT/POLRES DONGGALA/ POLDA SULAWESI TENGAH. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.