Apresiasi Bahasa Daerah, Balai Bahasa Sulteng Gelar FTBI 2023

oleh -
oleh
Balai Bahasa Sulteng
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Sulteng Tahun 2023 secara resmi dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Fahrudin, S.Sos, M.Si di hotel BW Coco pada Senin (13/11/2023). FOTO : HUMAS PEMPROV SULTENG

PALU, WARTASULAWESI.COM – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Sulteng Tahun 2023 secara resmi dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr. Fahrudin, S.Sos, M.Si di hotel BW Coco pada Senin (13/11/2023).

Kegiatan dihadiri Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Dr. Iwa Lukmana, MM, Kepala Balai Bahasa Sulteng Dr. Asrif, M.Hum, Akademisi Untad Dr. H. Gazali Lembah, M.Pd dan penggiat bahasa daerah se Sulteng.

Kegiatan diikuti sejumlah siswa SD dan SMP yang berasal dari Palu, Donggala, Poso, Banggai dan Banggai Kepulauan.

Dengan mata lomba yang dipertandingkan yakni mendongeng, pidato, tembang tradisi, puisi, menulis cerpen dan lawakan tunggal menggunakan bahasa daerah.

Kepala Balai Bahasa Asrif mengatakan bahwa FTBI adalah program unggulan episode 13 Merdeka Belajar guna merevitalisasi bahasa daerah.

Di Sulteng Ia laporkan bahwa ada 4 bahasa daerah yang jadi sasaran revitalisasi yakni Kaili, Pamona, Banggai dan Saluan.

“Pada anak-anak ini kita titipkan 4 bahasa daerah untuk didigdayakan,” terangnya.

Senada dengan itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Iwa Lukmana mengajak para peserta aktif menggunakan bahasa daerahnya masing-masing dalam pergaulan sehari-hari.

Ia mengingatkan hal ini sebagai upaya mencegah bahasa daerah lenyap karena kehabisan penutur.

“Setiap hari dalam hitungan UNESCO (pasti) ada bahasa yang sudah tidak ada lagi penuturnya sehingga Badan Bahasa sangat mengapresiasi kegiatan ini,” ungkapnya.

Sementara Asisten Fahrudin yang membacakan sambutan Gubernur Rusdi Mastura sangat mengapresiasi kegiatan FTBI Sulteng dengan tujuan pelestarian dan pengenalan bahasa-bahasa daerah yang ada di Sulteng kepada generasi muda dan masyarakat.

Ia juga sepakat dengan penyampaian Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa bahwa penyebab punahnya bahasa daerah karena sudah tidak ada lagi penuturnya.

Olehnya Ia optimis bahwa generasi muda dapat berperan sebagai penutur muda dan ujung tombak penting dalam pelestarian bahasa-bahasa daerah di Sulteng.

“Anak-anakku sekalian adalah duta-duta bahasa dan budaya. Olehnya melalui partisipasi dalam festival ini, kalian menjadi pelopor pelestarian budaya dengan memperkenalkan keindahan bahasa ibu kepada generasi muda lainnya dan masyarakat,” pungkasnya merangkul generasi muda supaya peduli terhadap pelestarian bahasa daerah.

Pembukaan FTBI ditandai dengan pemukulan gong oleh asisten dan dilanjutkan penyematan selempang kepada perwakilan peserta. ***

Iklan-KPU-Pengumuman-Paslom.pdf

×

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.