PALU, WARTASULAWESI.COM – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah (Sulteng), Ma’mun Amir prihatin atas nasib lulusan SMK di wilayahnya yang sangat minim diterima sebagai tenaga kerja di dunia industri Sulteng, khususnya di PT IMIP.
Hal ini disampaikan Wagub Ma’mun Amir di ruang kerjanya saat memimpin Rapat Koordinasi Kebutuhan dan Penyerapan Lulusan SMK pada dunia industri di Sulteng, Selasa (11/7/2023).
Atas keprihatinan tersebut, Wagub menegaskan dunia industri di Sulteng lebih mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari lulusan SMK Sulawesi Selatan.
“Kalau perusahaan punya niat baik untuk menyelesaikan masalah penggangguran dan kemiskinan di Sulawesi Tengah, pasti menerima anak daerah dan didik sesuai kebutuhan,” katanya.
Dalam rangka rekrutmen tenaga kerja, dia menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memiliki SMK dan BLK.
Untuk itu, dia berharap dunia industri di Sulteng bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk menerima anak daerah.
Dia pun menginstruksikan Dinas Nakertrans dan Pendidikan untuk berkomunikasi dengan dunia industri terkait kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK Sulawesi Tengah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Sulteng, Achrul Ahmad menyampaikan pihaknya sangat bersyukur dengan dilaksanakannya kegiatan ini agar pihaknya mendapatkan gambaran terkait kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK di dunia industri.
Selain jurusan mesin, listrik dan sipil, dia pun berharap dunia industri dapat menerima lulusan SMK jurusan pertambangan.
Kemudian Kabid SMK Dinas Pendidikan Sulteng, Hatijah menuturkan, pihaknya telah membangun komunikasi pendidikan vokasi di Sulawesi Tengah dan menemukan problem sesuai potensi keahlian dengan potensi wilayah.
Dari 183 SMK di Sulteng, kebanyakan jurusan komputer dan jaringan. Sedangkan jurusan mesin, listrik dan alat berat masih sangat minim.
“Kami mau membuka kompetensi keahlian sesuai kebutuhan dunia industri di Sulawesi Tengah, tapi kami tidak memiliki stok guru,” katanya.
Salah satu penyebabnya karena Universitas Tadulako tidak pernah membuka Prodi Vokasi yang melahirkan guru-guru produktif.
Sementara itu, Direktur ESDM PT IMIP, Datu menyampaikan saat ini PT IMIP memiliki 73 ribu karyawan.
Bilamana semua pabrik yang telah dikontruksi selesai, maka dibutuhkan 96 ribu karyawan, artinya masih dibutuhkan 23 ribu orang.
Sebagai perusahaan smelter, idealnya dibutuhkan tenaga yang bergerak di bidang mesin dan listrik.
Namun ketersediaan tenaga kerja lulusan SMK di Sulawesi Tengah masih sangat minim, sehingga pihaknya banyak memakai lulusan SMK dari Sulawesi Selatan.
“Sulsel menang telak, karena lulusannya (SMK jurusan mesin dan listrik) masuk ketempat kita (PT IMIP),” katanya.
Selain itu, pihaknya juga membangun SMK Alkhairaat di Bahodopi jurusan mesin dan listrik yang siswanya saat ini 180 orang dan tenaga pengajarnya didukung oleh PT IMIP.
Agar lebih terarah perekrutan tenaga kerja, dia pun bermohon Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah memperkuat dan memperbanyak SMK jurusan mesin dan listrik. ***