DONGGALA, WARTASULAWESI.COM – Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulteng Abdul Karim Aljufri menegaskan, ada tiga target DPD Gerindra Sulteng yang tentu saja menjadi target seluruh DPC dan kader Gerindra Sulteng.
Tiga target DPD Gerindra Sulteng itu yakni; Pertama, memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden di Sulteng. Kedua, memenangkan Ketua DPD Gerindra Sulteng yakni Drs. Longki Djanggola,M.Si sebagai Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sulteng. Ketiga, meraih 10 kursi di DPRD Sulteng pada Pemilu tahun 2024 mendatang.
Tiga target Gerindra Sulteng itu, disampaikan Abdul Karim Aljufri saat memimpin Rapat Kerja (Raker) dan temu kader Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Donggala pada Selasa, 21 Februari 2023.
“Tujuan partai gerindra sejak berdiri hanya satu yakni, menjadikan Prabowo Subianto sebagai Presiden. Kenapa harus Prabowo, karena kita tahu dan kita sadar, hanya pak Prabowo lah yang mampu untuk mengembalikan Indonesia menjadi Macan ASIA kembali,” ujar Abdul Karim Aljufri disambut teriakan riuk para kader Gerindra yang hadir dalam Raker itu.
Dalam kesempatan itu, Abdul Karim Aljufri juga memaparkan sejarah berdirinya Partai Gerindra dan alasan kenapa harus memperjuangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Partai Gerindra didirikan pada tanggal 6 Februari 2008, pada awalnya disebut sebagai partai tani dan nelayan, tapi setelah para pimpinan partai berembuk dan memutuskan bahwa perjuangkan partai adalah untuk seluruh rakyat Indonesia, maka berubahlah partai ini dari Partai Tani dan Nelayan menjadi partai umum dan berjuang untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
“Tadinya akan menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya), tapi karena pak Prabowo mau ada kata Gerakan akhirnya menjadi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra),” papar Abdul Karim Aljufri.
Gerakan berasal dari kata Gerak yang artinya, sebagai kader partai Gerindra tidak boleh diam duduk saja di rumah terus berharap rakyat akan bersama Partai Gerindra.
“Kita harus terus bergerak, supaya rakyat tahu bahwa kita memang berjuang untuk mereka, kita memang hadir untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang ada di masyarakat,” tegas Abdul Karim Aljufri.
Politisi muda Partai Gerindra ini menyampaikan, perjuangan memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden agar Partai Gerindra dapat melaksanakan amanat Undang – Undang Dasar 1943 terkhusus pasal 33.
Abdul Karim Aljufri lalu mengurai beberapa ayat dalam pasal 33 UUD 1945 yang menjadi ruh semangat Partai Gerindra dalam berjuang memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presoden.
Ayat 1 kata Abdul Karim, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asaz kekeluargaan. Kalau sekarang sebutannya itu kopirasi. Tapi karena kelakuan sebagian pengurus koperasi, akhirnya model koperasi ini mulai ditinggalkan.
“Tadinya perusahaan – perusahaan besar atau korporasi bentuknya koperasi. Di Jepang perusahaan terbesarnya itu koperasi, di Jerman perusahaan terbesar juga koperasi,” papar Abdul Karim.
Ayat 2, cabang – cabang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Diantaranya Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Air, Telekomunikasi.
“Tapi sekarang Indosat sudah bukan milik kita, sudah punya Singapura. Bisa dibayangkan sesuatu yang kita pakai, ternyata bukan milik kita. Data – data bapak – bapak dan ibu – ibu sekalian, adanya di luar negeri. Untuk itulah kenapa pada saat Pemilu pak Prabowo menjanjikan akan membeli kembali Indosat, supaya bisa kembali ketangan Indonesia,” katanya.
Ayat 3, Bumi Air dan segara kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran Rakyat Indonesia.
“Sekarang hasil – hasil tambang kita, pemiliknya siapa..? Indonesia sekarang terkenal dengan nikel. Secara globar deposit nikel Indonesia menguasai 25 persen dari deposit seluruh dunia. Dari 25 persen tersebut, sebagian besar ada di Sulawesi Tengah. Boleh di cek siapa pemilik tambang – tambang tersebut,” terangnya politisi muda Gerindra ini.
“Berapa banyak hasil bumi kita yang tidak kita kuasai, itu kita baru berbicara tentang hasil bumi. Belum kita berbicara hasil laut kita. Sulteng adalah provinsi dengan pantai terpanjang di Indonesia. Tapi hasil laut kita sebagai besar tidak memakai nama Sulawesi Tengah, tapi hasil laut kita memakai nama Sulawesi Selatan. Kenapa..? karena kita belum membuka jalur ekspor langsung dari Sulteng,” jelasnya.
Namun patut disyukuri, saat Longki Dnggola menjadi Gubernur Sulteng, sudah dibuka jalur ekspor langsung, tapi baru satu.
“Kita berharap di kepemimpinan sekarang dan yang akan dating, makin banyak jalur ekspor yang dibuka dari Sulteng,” tandas Abdul Karim Aljufri. MH