Spanduk Penolakan Musorprov KONI Sulteng Bertebaran di Palu, Suasana Kian Memanas

oleh -
oleh
20250320 114805
Inilah sapnduk penolakan terhadap Musorprov yang bertuliskan “Kami Insan Olahraga Sulteng MENOLAK KERAS Musorprov KONI Sulteng, demi prestasi lawan ambisi kotor.” FOTO : IST

PALU, WARTASULAWESI.COM – Penolakan terhadap pelaksanaan Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sulteng semakin meluas.

Sejumlah spanduk berisi protes keras mulai bertebaran di berbagai sudut Kota Palu, menunjukkan ketidakpuasan insan olahraga terhadap agenda yang dinilai sarat kepentingan untuk meloloskan calon tunggal itu.

Salah satu spanduk yang mencuri perhatian bertuliskan: “Kami Insan Olahraga Sulteng MENOLAK KERAS Musorprov KONI Sulteng, demi prestasi lawan ambisi kotor.”

Spanduk-spanduk itu terlihat di beberapa titik strategis, seperti sekitar Lapangan Vatulemo, Jalan Moh. Hatta, Jalan Diponegoro hingga kawasan sekitar Hotel Sutan Raja—lokasi yang direncanakan menjadi tempat penyelenggaraan Musorprov pada 21–23 Maret 2025.

Penolakan terhadap Musorprov ini, juga disuarakan 21 pengurus cabang olahraga (cabor) dan empat KONI kabupaten yang menilai Musorprov dipaksakan tanpa mempertimbangkan aturan yang berlaku serta kepentingan seluruh pemangku kepentingan olahraga di Sulawesi Tengah.

Ketua Pengprov Akuatik Sulteng, Mohammad Hidayat Lamakarate, menegaskan bahwa pelaksanaan Musorprov harus sesuai dengan regulasi, termasuk Permenpora serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI.

“Musorprov ini terkesan tergesa-gesa dan dipaksakan. Kami ingin proses ini berjalan sesuai aturan, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu,” ujar Hidayat.

Sekretaris Pengprov PSTI Sulteng, Ashar Yahya, bahkan menuding ada skenario terselubung di balik percepatan Musorprov, yang diduga untuk menghalangi kandidat tertentu agar tidak bisa ikut serta dalam pemilihan Ketua Umum KONI Sulteng.

“Kalau tiba-tiba jadwal dimajukan, seolah ada upaya menggugurkan calon lain. Ini bukan musyawarah, tapi perebutan kekuasaan dengan cara tidak fair,” tegas Ashar.
Dengan semakin banyaknya aksi protes, situasi menjelang Musorprov diprediksi akan semakin panas.

Hingga kini, belum ada respons resmi dari panitia penyelenggara terkait masifnya penolakan yang terjadi.

Pihak pemerintah daerah dikabarkan telah menyampaikan usulan kepada kepolisian untuk mempertimbangkan penundaan Musorprov guna mencegah potensi ketegangan.

Namun, belum ada kepastian apakah Musorprov tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal atau mengalami perubahan.

Dengan dinamika yang terus berkembang, perhatian publik kini tertuju pada bagaimana panitia dan pihak terkait akan menyikapi gelombang protes yang semakin besar dari insan olahraga di Sulawesi Tengah. ***

No More Posts Available.

No more pages to load.