Pemprov Sulteng Gerak Cepat Tangani Banjir Morut, Kirim Bantuan dan Tim Evakuasi

oleh -
oleh
20250408 070141 scaled
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah atau Pemprov Sulteng melakulan gerak cepat untuk menangani banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara sejak 24 Maret 2025 hingga hari ini, Senin, 7 April 2025. FOTO : PEMPROV SULTENG

MORUT, WARTASULAWESI.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah atau Pemprov Sulteng melakulan gerak cepat untuk menangani banjir yang melanda Kabupaten Morowali Utara sejak 24 Maret 2025 hingga hari ini, Senin, 7 April 2025.

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial, Pemprov Sulteng melakukan penanganan darurat dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, mulai 27 Maret hingga 10 April 2025.

Gubernur Sulteng, Dr. Anwar Hafid, M.Si, merespons cepat dengan menginstruksikan Kepala BPBD Sulteng, Dr. Ir. Akris Fattah Yunus, MM, dan Kepala Dinas Sosial Sulteng, Dra. Sitti Hasbia N. Zaenong, M.Si, untuk melakukan langkah konkret dan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah.

“Kami telah mendapat perintah langsung dari Bapak Gubernur untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan para pengungsi yang terdampak banjir,” ujar Akris.

Langkah-langkah yang telah diambil BPBD dan Dinsos Sulteng meliputi evakuasi warga, penyaluran logistik, serta pemetaan kebutuhan mendesak di wilayah terdampak.

Sejumlah wilayah yang terdampak banjir meliputi empat kecamatan dan sembilan desa, dengan ribuan jiwa yang terdampak.

Data Wilayah Terdampak Banjir:
• Kecamatan Petasia Timur
• Desa Bunta: 743 KK atau 2.827 jiwa terdampak, 96 KK atau 194 jiwa mengungsi, 351 rumah dan 4 gereja terendam.
• Desa Peboa: 21 KK atau 84 jiwa terdampak, 11 KK atau 44 jiwa mengungsi, 17 rumah terendam.
• Desa Mahoni: 300 KK atau 840 jiwa terdampak, 250 rumah dan 1 Pustu terendam.
• Kecamatan Petasia Barat
• Desa Oneput: 209 KK atau 695 jiwa terdampak, 8 rumah terendam.
• Desa Sampalowo: 86 KK atau 286 jiwa terdampak, 80 rumah dan 15 meter ruas jalan terendam.
• Desa Ulula’a: 160 KK atau 490 jiwa terdampak, tidak ada rumah terendam, 1 rumah ibadah terdampak.
• Kecamatan Petasia
• Desa Togo Mulyo: 281 KK atau 940 jiwa terdampak, 1 SMA Satu Atap terendam.
• Kecamatan Lembo Raya
• Desa Lembobelala: 90 KK atau 270 jiwa terdampak, 8 rumah dan 1 jembatan gantung di Dusun 2 rubuh.
• Kecamatan Lembo
• Desa Korompeli: Tidak ada warga mengungsi, 1 jembatan gantung rubuh.
Sejak penetapan status tanggap darurat, Pemkab Morut dan Pemprov Sulteng telah mengevakuasi warga ke tempat aman serta mendistribusikan bantuan berupa peralatan tidur dan bahan makanan.

Pada Minggu, 6 April 2025, Gubernur Anwar Hafid kembali menginstruksikan agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan warga di lokasi pengungsian.

Hasil koordinasi pada Senin, 7 April 2025, menunjukkan perlunya tambahan perahu evakuasi, logistik, dan mobil tangki air.

Menindaklanjuti hal tersebut, BPBD Sulteng langsung mengirim dua unit perahu fiber beserta tambahan personel Tim Reaksi Cepat (TRC), serta satu unit mobil tangki air ke titik pengungsian di Desa Bunta dan Tompira.

Dinas Sosial juga mengirim logistik tambahan untuk mencukupi kebutuhan pengungsi.

“Pengiriman bantuan ini merupakan respon cepat kami atas laporan kebutuhan di lapangan,” jelas Akris.

Evaluasi akan dilakukan mendekati akhir masa tanggap darurat pada 10 April 2025 untuk menentukan apakah diperlukan perpanjangan atau langkah lanjutan lainnya dalam penanganan bencana ini. ***

No More Posts Available.

No more pages to load.