Gubernur Sulteng: Donor Darah Rutin Jadi Langkah Preventif Kesehatan

oleh -
oleh
IMG 20250317 WA0099
Gubernur Sulteng, Anwar Hafid saat menerima ketua dan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sulteng pada Senin, 17 Maret 2025, di Ruang Kerja Gubernur Sulteng. FOTO : Tim Media AH

PALU, WARTAULAWESI.COM – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyampaikan bahwa donor darah rutin di lingkungan Pemerintah Provinsi sebagai langkah preventif kesehatan dan menjaga ketersediaan darah di rumah sakit.

Hal ini disampaikan gubernur dalam audiensi bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Sulteng pada Senin, 17 Maret 2025, di Ruang Kerja Gubernur Sulteng.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur didampingi Sekretaris Provinsi, Novalina, sementara Ketua PMI Sulteng, Hidayat Lamakarate, hadir bersama timnya untuk membahas permasalahan distribusi darah yang kerap terjadi, khususnya dalam kondisi darurat atau kebutuhan mendesak golongan darah tertentu.

Hidayat Lamakarate menjelaskan bahwa secara umum stok darah di Sulteng tergolong aman. Namun, ia mengakui bahwa pemenuhan permintaan darah spesifik dari rumah sakit bisa memakan waktu karena faktor distribusi dan kecocokan golongan darah.

“Stok ada, tapi ketika rumah sakit meminta golongan darah tertentu, proses distribusi bisa menjadi tantangan. Ini yang sedang kita benahi,” jelas Hidayat.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Anwar Hafid menekankan pentingnya donor darah rutin sebagai upaya preventif. Ia mengusulkan agar kegiatan donor darah dijadikan agenda tetap di lingkup Pemprov, minimal setiap tiga bulan sekali.

“Kita dorong adanya kegiatan donor darah rutin, seperti tiga bulan sekali. Ini bisa membantu memastikan stok darah tetap aman dan siap digunakan saat dibutuhkan,” ujar Anwar Hafid.

Ia juga menyampaikan bahwa kebutuhan darah di Sulteng diperkirakan mencapai 1.000 hingga 2.000 kantong per bulan. Oleh karena itu, keberadaan pendonor aktif sangat krusial agar stok darah tidak hanya tersedia, tetapi juga selalu dalam kondisi layak pakai.

“Darah punya masa simpan terbatas, jadi harus ada sistem rotasi yang baik. Kita harus pastikan suplai darah berjalan dengan lancar tanpa harus menunggu krisis terlebih dahulu,” tambahnya.

Gubernur menegaskan bahwa distribusi darah bukanlah soal penolakan dari rumah sakit, melainkan tentang mencocokkan kebutuhan dengan ketersediaan. Hal ini menuntut koordinasi yang baik antara rumah sakit, PMI, dan pemerintah.

Sebagai bentuk komitmen, PMI Sulteng akan memperkuat sosialisasi pentingnya donor darah ke masyarakat luas. Selain itu, mereka akan meningkatkan koordinasi lintas lembaga untuk membangun kesadaran kolektif mengenai manfaat donor darah secara rutin.

“Pemerintah daerah juga akan turut mengkampanyekan donor darah, bukan hanya di instansi pemerintahan, tapi juga ke masyarakat umum di seluruh wilayah Sulteng,” tutup Anwar Hafid.

Langkah ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi tantangan penyediaan darah, terutama di masa-masa krisis kesehatan atau kejadian darurat lainnya.***

No More Posts Available.

No more pages to load.