PALU, WARTASULAWSI.COM – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) H. Rusdy Mastura meresmikan gedung sementara Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng dirangkaikan dengan pembukaan pameran khusus kebencanaan di Museum Sulteng Jl. Kemiri Palu, Kamis (1/2/2022).
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Yuliawati V. Windarrisliana, SKM, M. Kes, Kepala Dinas Pariwisata Dra. Diah Agustiningsih, M.Pd, Karo Admin Pimpinan Eddy N. Lesnusa, S. Sos, Kepala Taman Budaya dan Museum Sulteng Ahmad Tanju, S.Sos serta pejabat terkait lainnya.
Peresmian gedung sementara dan pembukaan pameran, ditandai dengan pemukulan gong oleh gubernur dilanjutkan dengan pemotongan pita serta kunjungan ke lokasi pameran khusus kebencanaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Yudiawati V. Windarrisliana, SKM, M. Kes selaku ketua panitia menyampaikan, Indonesia memiliki kekayaan budaya beragam yang merupakan salah satu aset bangsa serta sebagai modal dasar percepatan pembangunan nasional.
Pemajuan kebudayaan bertujuan untuk mengembangkan nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan, mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia.
Dikatakan, indeks pembangunan kebudayaan diharapkan dapat memberikan gambaran pembangunan kebudayaan secara lebih holistik dengan memuat tujuh dimensi yakni dimensi ekonomi budaya, dimensi pendidikan, dimensi ketahanan sosial budaya, dimensi warisan budaya, dimensi ekspresi budaya, dimensi budaya literasi dan dimensi kesetaraan gender.
“Kami berterima kasih kepada bapak gubernur yang telah menyetujui pembentukan OPD Dinas Kebudayaan Semoga bisa mendorong peningkatan ketahanan dan kontribusi budaya Sulawesi Tengah sebagai identitas daerah serta memberikan pengaruh bagi kesejahteraan pelaku seni budaya dan masyarakat Sulawesi Tengah dan juga diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan asli daerah sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan,” sebut Kadis Yudiawati.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah atas nama pribadi dan pemerintah Sulteng menyambut baik atas peresmian gedung sementara dengan harapan Dinas Kebudayaan dapat mendukung administrasi dan koordinasi kebudayaan di Provinsi Sulteng.
Menurut gubernur, Provinsi Sulteng merupakan daerah yang rawan bencana sehingga dibutuhkan mitigasi untuk mengurangi dampak resiko, sehingga melalui pameran dapat dijadikan sebagai media untuk berbagi informasi terkait capaian dan pembelajaran upaya pengurangan risiko bencana.
“Saya juga mendukung upaya-upaya lainnya untuk kemajuan kebudayaan daerah guna menuju Sulawesi Tengah yang lebih sejahtera dan lebih maju,” jelas gubernur.
Gubernur juga memberikan tugas pertama kepada Dinas Kebudayaan untuk menjadikan megalit sebagai warisan budaya.
Menurut gubernur, 3000 tahun sebelum Masehi Sulteng melalui megalit sudah mengawali peradaban yang tinggi.
Gubernur mengakui, kebudayaan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, tiga hal yang perlu dikuasai di Sulteng dan menjadi tugas utama Dinas Kebudayaan yakni pertama megalit, kedua teori Darwin tentang evolusi karena Wallace meneliti pulau Walea yang ada di Sulteng dan ketiga 705 Masehi di Kabupaten Bangkep ada yang namanya Imam Syahban yang harus diangkat ke depan.
Gubernur juga menyampaikan perlu pembelajaran mendalam terkait mitigasi bencana terutama sesar Palu koro.
Menurut gubernur perlu diangkat apa itu pariwisata, apa itu budaya dan apa itu pendidikan.
Terakhir Gubernur mengharapkan pengembangan kawasan wisata saluopa serta Bada di Babupaten Poso melalui penyediaan penginapan serta inovasi untuk lebih memperkenalkan megalit.
“Sepanjang kita diberikan akal tidak ada yang tidak bisa,” tutup gubernur mengakhiri sambutannya. ***