TOLITOLI, WARTASULAWESI.COM – Ketau Badan Kordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Salewesi Tengah (Sulteng), Alief Veraldhi angkat bicara terkait tindakan represif dan brutal oknum – oknum Polres Tolitoli terhadap pengurus dan kader HMI Cabang Tolitoli saat melakukan demonstrasi di depan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tolitoli, Selasa (27/9/2022) siang tadi.
“Brutalitas aparat hanyalah menambah catatan buruk kinerja kepolisian sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat,” ujar Alief Veraldhi dihubungi media ini Selasa sore (27/9/2022).
Alief Veraldhi mengatakan, setelah melihat tindakan membabibuta oknum-oknum kepolisian Tolitoli saat mengawal demonstrasi di depan Kejari Tolitoli merupakan tindakan yang sangat memalukan dan telah mencoreng nilai demokrasi di Indonesia.
“Mestinya mahasiswa yang menyampaikan pendapat demi menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa, harus diberikan reword. Polisi sangat terlarang untuk hadir sebagai profokator demokrasi,” tegasnya.
Alief Veraldhi secara tegas menyatakan sebagai ketua Badko HMI Sulteng mengutuk keras tindakan brutal oknum Polres Tolitoli yang memukul, menarik paksa dan menurunkan bendera HMI yang merupakan identitas Lembaga HMI.
“Polda Sulteng tidak boleh diam berpangku tangan, sesegera mungkin harus bersikap atas tindakan anti demonstarsi anggotanya. Demonstrasi itu hak konstitusional yang telah diatur dalam hukum perundang-undangam Republik Indonesia,” ungkapnya.
Dia menilai, tindakan aparat kepolisian Tolitoli yang sangat represif terhadap para demonstran dari HMI dan PMII di Tolitoli sangat tidak patut dipertontonkan.
“Untuk itu, aparat kepolisian harus bertanggung jawab atas perlakuan tidak baik mereka terhadap masa aksi demonstrasi. Ini akan kita kawal terus hingga tuntas,” tuturnya.
Sementara Ketua Umum HMI Cabang Tolitoli, Ardan menegaskan bahwa tindakan represif pihak kepolisian dalam hal ini Polres Tolitoli, telah mecederai demokrasi. Apalagi dalam aksi tersebut, massa aksi tidak mendapatkan ruang dalam meyampaikan aspirasi akibat pihak kepolisian yang bertindak semena – mena dan sangat tidak terpuji.
“Seharusnya, Kapolres Tolitoli bertanggung jawab dalam perbuatan tidak terpuji anggotanya di lapangan,” tegasnya. ADR